Wednesday, January 20, 2016

Surimi, sudah kenal belum?

Produk olahan surimi : fishball, chikuwa, crabstick, dll (hiwtc.com)


Mungkin masih banyak orang yang belum mengenal kata surimi. Pertama, surimi adalah bahan makanan. Sesuai dengan namanya, surimi (すりčēĢ) awalnya berasal dari Jepang namun kini sudah banyak dikonsumsi di dunia. Surimi pada dasarnya merupakan hancuran atau lumatan daging ikan. Jadi secara sederhana, daging ikan murni, yang telah terpisah dari kulit, duri, sisik, kepala, bisa disebut sebagai surimi. Secara komersial, surimi dijual dalam bentuk daging ikan lumat yang telah dibekukan dan berbentuk blok kotak/balok.

Meskipun disebut hancuran daging ikan, tidak semua jenis ikan digunakan untuk membuat surimi. Ikan yang memiliki daging berwarna putih (white meat)
dan berserat tinggi lah yang umum digunakan sebagai bahan baku surimi. Ikan tersebut umumnya merupakan ikan yang diambil dari lautan. Beberapa ikan yang banyak digunakan sebagai bahan baku surimi antara lain ikan Alaska Pollock yang terdapat di perairan dingin (utara), ikan Kurisi/itoyori, ikan swangi/abangan/kintoki, ikan kuniran, yang terdapat di perairan tropis termasuk Indonesia, ikan Pacific Whiting yang terdapat di samudra pasifik. Serta banyak ikan lain yang digunakan sebagai bahan baku surimi seperti ikan coklatan, gulama, otok-otok, dll.

Surimi merupakan bahan makanan setengah jadi (intermediate product) sehingga memerlukan proses selanjutnya untuk dapat dikonsumsi masyarakat. Kebanyakan produk berbasis surimi merupakan makanan yang berasal dari Jepang, misalnya seperti crab stick, kamaboko, fish ball (baso ikan), chikuwa, fish cake, dll. Makanan khas Indonesia, dari daerah Palembang yaitu pempek juga seringkali menggunakan surimi sebagai bahan bakunya.

Surimi block
Sebenarnya untuk membuat produk tersebut tidak harus menggunakan bahan baku surimi. Yang diperlukan adalah daging ikan. Namun seperti konsep agroindustri, surimi merupakan value added dari ikan laut. Surimi memiliki nilai tambah dari sekedar ikan laut. Apabila membuat produk yang berbasis ikan, kita harus memisahkan dahulu daging ikan dengan duri, sisik, dll. Maka dengan menggunakan surimi lebih praktis dan efisien karena surimi merupakan daging ikan murni yang siap diolah.

Surimi diproses menggunakan prinsip minimally processing dalam kondisi suhu rendah sehingga nutrisi yang terdapat di dalam daging ikan tidak akan berkurang secara signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa gizi surimi sama dengan gizi ikan laut, yang banyak mengandung protein.


Jadi, mari makan ikan, mari makan surimi, mari makan produk olahan surimi..

5 comments:

  1. Kenapa tulisannya surimi gitu? Kalo hiragana kayanya yg depan itu bacanya su i gitu kan ya? Atau emang term kanjinya gitu ya? *buta kanji hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh iya kali ya, cuma belajar bhs jepang level super newbie nih hehe

      Delete
  2. kapan2 kalau pulkam oleh2 nya ini2 boleh juga gan.. 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh sih, tapi masalahnya di sini belum diolah jadi makanan, masih mentahhhh

      Delete
  3. itu setelah jadi balok harus dihancurkan lagi atau bagaimana cara mengolahnya kalau untuk campuran

    ReplyDelete