Pada saat liburan akhir bulan Januari kemarin, anak – anak sanggarman
10 mengadakan kumpul - kumpul untuk
membunuh rasa kangen yang semakin menggelora (swt). Sekalian mengunjungi
latihan pramuka di SMAN 2 Pare, pada hari Jumat, kami berkumpul di sanggar. Dari
situ tercetus ide untuk jalan – jalan esoknya ke daerah Blitar. Oiya Blitar
juga disebut kota patria karena kota itu identik dengan pejuang kemerdekaan, salah
satunya adalah PETA ( PEmbela Tanah Air) yang bermarkas di Blitar.
Esoknya, setelah mempersiapkan dengan armada masing –
masing, kami yang berjumlah 15 orang segera meluncur ke Blitar. Tempat yang
akan dikunjungi adalah kawasan makam Bung Karno aka Ir. Soekarnosebagai proklamator
Indonesia, Candi Penataran, dan Pantai Tambakrejo. Butuh waktu sekitar 1,5 jam
dari smada untuk menuju Kota Blitar.
Di kawasan makam Bung Karno, selain makam beliau juga
terdapat museum tentang beliau. Untuk tiket masuknya tidak ada tarif khusus. Yap,
setelah mengisi buku tamu, kita hanya perlu memberikan uang berapapun
nominalnya, yang penting ikhlas. Setelah memanjatkan doa, kami segera cabut
untuk menuju destinasi selanjutnya. Seperti kawasan wisata lain, jalan keluar
dari tempat ini adalah dengan melewati jalan semacam labirin yang penuh dengan
pedagang oleh – oleh dan souvenir khas Blitar.
Sebelum melanjutkan perjalanan, kami makan siang dahulu di
dekat area tersebut. Menu yang kami pilih adalah nasi pecel mBlitar. Hampir sama
dengan nasi pecel lainnya, hanya saja ada sedikit khasnya yang saya sendiri
juga tidak tahu :D
Selanjutnya kami segera meluncur ke pantai tambakrejo. Yap,
karena kami berangkat terlalu siang, jadi harus merelakan candi Penataran untuk
di skip. Dari pusat kota Blitar, pantai Tambakrejo dapat ditempuh sekitar 1 jam
perjalanan. Sempat hujan di tengah perjalanan, sehingga kami mengenakan jas
hujan. Akan tetapi, hujan hanya turun sekilas alhasil kami seperti pasukan
karnaval jas hujan, karena mengenakan jas hujan di terik matahari :D Sampai di
tambakrejo, ada portal, yang sepertinya harus bayar. Tapi karena portalnya
sudah mangkrak dan tidak ada penjaganya, jadi kesimpulannya adalah gratis :D
Perjalanan 1 jam seakan terbayar setelah sampai di pantai ini. Desiran ombak
yang lembut, hamparan pasir yang putih kekuningan, dan tebing di sisi pantai
yang indah manyambut kami.
Setelah puas bermain di pantai, kami segera pulang ke Pare.
Oiya, kalau balik dari Tambakrejo jangan terlalu malam, karena jalannya yang
sempit dan masih kurang ada pengaman jalan, sehingga kalau hari gelap tidak
terlihat begitu jelas. Senang rasanya sehari bersama teman – teman tertjintah.
Blitar memang Kota patria, tapi alangkah indahnya kita juga menjaga kebersihan Kota patria Blitar. Sedot WC Blitar
ReplyDelete