Gunung Arjuno Welirang dilihat dari Puncak Gunung Penanggungan |
Oke makan-makan kenyang-kenyang kita bertiga langsung gass santai
menuju arah Cangar, mampir di minimarket bentar buat isi perbekalan. Kemudian
masuk area Tahura R. Soerdjo arah ke Trawas. Melewati jalan yang berkelok naik
turun masuk keluar hutan lewat jembatan dan jalan yang kadang agak rusak diselimuti
hawa dingin dan latar pemandangan yang indah. Sampailah kita di daerah
Tamiajeng, wilayah Kabupaten Mojokerto, deketnya kampus Ubaya. Tamiajeng ini
menjadi jalur yang kita pake buat naik ke Penanggungan.
Berangkat dari Batu kita sekitar pukul 2 siang, nyampe di
Tamiajeng sekitar pukul 5 sore lah. Santai-santai bentar, kondisi cuaca agak
mendung tapi masih worth buat naik. Lapor-lapor perijinan, kita take off pukul
setengah 6 sore, sholat Maghrib di pos 1. Sepi banget di pos 1 meski masih ada
warung kecil, baying masih kosong, kita pun sholat di atas dipan,daripada
buka-buka matras juga. Makan minum bentar beli di warung, lanjut lah kita pamit
menuju pos selanjutnya.
Di pos sekian, lupa, ketemu sama rekan pendaki juga dari
Tulangan, Sidoarjo. Duh jadi keinget Gus Ali, dulu pernah ngisi tausiah di
Masjid Darusshobirin. Lanjut lah kita menapaki perjalanan dalam gelap dan sunyi
nya malam. Santai kita jalan akhirnya sampai juga di pos 4, weh ternyata sudah
banyak tenda berdiri di area ini. Info dari mas Didit lanjut lah kita untuk
buka tenda di puncak bayangan.
Gerimis manis mulai menyambut kita di puncak banyangan. Rame
juga ternyata. Cari-cari spot juga lah kita nyang enak buat buka tenda sambil
ditemani gerimis manis. Gemerlap lampu kota yang aduhai menghibur kita di
tengah tuntutan buka tenda dengan kondisi gerimis. Tenda berdiri, masak-masak,
makan-makan,tidur-tidur, capek, istirahat.
Bangun subuh sholat, tancap summit lah kita. Weh ternyata
dari puncak bayangan masih jauh untuk menuju puncak sejati Penanggungan yang
lebih dikenal dengan Puncak Pawitra. Jalan berbatu, panjang dan tiada arah.
Sory-sory itu lagunya Digimon. Jadi memang jalannya berbatu dan menanjak
panjang. Secara sekilas memang ada kemiripan dengan summit di Mahameru. Kalo di
sana berpasir, di sini berbatu. Banyak bebatuan besar menghiasi perjalanan
menuju puncak. Dari kemiringan summit mulai terlihat matahari menyembul. Di
puncak terlihat matahari nongol meskipun mataharinya agak sedikit terhalang
oleh awan.
Panorama puncak, entah di puncak manapun memang mantab. Di
puncak Pawitra Penanggungan, terlihat gugusan Gunung Arjuno Welirang dan
sekitarnya. Padang rumput sabana terbentang luas hejo hijau renyah seperti
cendol. Amboi. Di sisi lain puncak juga terdapat Pura. Keren, ada pura di puncak
Penanggungan.
Nyantai-nyantai di puncak menikmati semilir hawa yang
nyesss. Sambil berangan-angan, tinggi yang katanya hanya seribuan tapi jalan
nya juga lumayan capek, tapi juga sesuai dengan pemandangan panorama yang
mantab, panorama gegunungan Arjuno Welirang terutama. Jadi pingin kesana. Sip
next time.
Oiya tepat di bawah puncak ada temen-temen yang cerdik lah
keren dia buka tenda di bawah puncak, di tepi jurang, daan how lucky tenda yang
berdiri pun cuma punya dia doang. Jadi deh obyek bagus yang fotoable. Keren
sih, tapi ya agak nyamari bahaya juga buka tenda di padang terbuka gitu, ya
meskipun tingginya hanya seribuan sih, tapi yaa tetep lah beresiko, apalagi
dekat bibir jurang gitu. Tapi yaa ada pertimbangan masing-masing. Entah juga
kalo itu cuma buat dummy, buat foto-foto doang. Entahlah.
Turun lah kita kembali ke tenda. Di sepanjang perjalanan
turun baru dah terlihat batu-batuan gede yang menghiasi perjalanan tadi memang
benar indahnya. Lagian tadi pas naik masih gelap sih, jadi tidak kelihatan jelas.
Batu-batuan ini pun juga jadi obyek yang fotoable banget. Banyak kawan pendaki
yang foto-foto di atas batu. Yaa meskipun agak beresiko jatoh sih karena memang
batunya tinggi-tinggi. Yaa kalo bisa jangan terlalu ambil resiko lah nanti
jatuh berabe.
Sampai tenda beberes beberes santai-santai masak-masak
makan-makan sambil ngeliatin pendaki turun. Udah repacking, turunlah kita
sekitar pukul 11 siang. Ebuset jalan turun becek semua ternyata gara-gara hujan
semalam yang membasahi tanah sehingga agak licin. Di perjalanan turun kita
papasan dengan beberapa pendaki yang lagi naik. Cumin ada juga pendaki yang
sepertinya tidak terlihat seperti pendaki dengan gearnya yang macem-macem.
Lebih terlihat seperti kawan yang mau ibadah di Pura di puncak. Terlihat mereka
membawa perlengkapan ibadah seperti dupa dan laninnya. Kita turun ternyata
banyak juga yang lagi naik. Pos 1 ramai juga, banyak yang jajan. Bayang pun penuh semua, tidak seperti
kemarin, iyalah kemarin malam sih. Mampir beli es tebu untuk menambah kesegaran
sebelum sampai basecamp. Sekitar pukul 2 sampai lah kita di basecamp.
Santai-santai, nyoto-nyoto, beli pentol, poto-sebentar. Berpisah lah kita
dengan mas Eki. Saya dengan mas Nova bablas ke pare via Mojokerto. Mas Eki
bablas balik ke Batu. Di jombang mampir di bakso mama di kidule jomplangan.
Mayan, bisa coba disana kalo mampir.
Numpang tenar kita ceritanya.. (^ o^)
ReplyDeletenumpang tenar di blog sendiri ahaha
Delete