Dalam Sebuah Kesempatan

Rasulullah : "Siapa di antara kalian yg pagi ini sedang berpuasa ?"

Abu Bakr.  : "Saya"

Rasulullah : "Siapa di antara kalian yg hari ini telah mengantarkan jenazah?"

Abu Bakr.  : "Saya"

Rasulullah : "Siapa di antara kalian yg hari ini telah memberi makan orang miskin?"

Abu Bakr.  : "Saya"

Rasulullah : "Siapa di antara kalian yg hari ini telah menjenguk orang sakit?"

Abu Bakr.  : "Saya"

Rasulullah : "Tidaklah semua itu ada pada seseorang, kecuali dia pasti akan masuk surga"

(Semoga menjadi pelajaran)

Eyang, Membaca

Baru saja aku selesai membaca sebuah buku. Novel tepatnya. Tumben ini aku membaca sebuah buku. Memang aku tidak sering membaca buku, bahkan jarang sekali. Tidak seperti teman dekatku, bahkan dua adikku getol membaca buku. Asa yang suka meminjam buku di perpustakaan sekolah dan membacanya bergantian bersama Eyang. Aninda yang ikut ikutan juga membaca. Bahkan Aninda pernah menitip padaku untuk membelikan sebuah buku yang aku sendiri juga tidak tahu buku apa itu. Alawi, si bungsu yang lebih suka melihat buku yang banyak terdapat gambar. Seingatku dia punya sebuah buku tentang aircraft. Dia memang tertarik dengan yang berbau perang-perangan. Memang kegiatan selingannya adalah bermain game bersama Radit, sepupuku yang juga hobi bermain game, yang juga menyukai game perang-perangan.

Sama seperti Asa, jaman sekolah juga aku sering meminjam buku di perpustakaan sekolah. Aku meminjamnya untuk dibawa ke rumah, namun aku juga terkadang mampir untuk membaca koran. Memang pada saat itu aku lebih senang membaca koran daripada membaca buku. Yah, dari luar saja sudah terlihat setebal bantal. Mau sampai kapan aku membacanya, nanti tidak kunjung tamat capek bacanya. Beda dengan membaca koran yang tidak butuh waktu lama he he.. dan aku juga tertarik dengan hampir semua berita yang ada di koran. Koran favorit keluarga kami adalah Jawa Pos, baik berita olahraga, berita lokal, politik, remaja membuatku tertarik untuk membacanya. Hampir setiap hari minggu loper koran pasti datang ke rumah kami, sudah hapal kalau Jawa Pos nya akan dibeli. Tidak untuk hari-hari biasa, kami memang sering membeli koran, namun tidak setiap hari namun cukup sering, sering. Eyang senang membaca Jawa Pos hari Minggu, terutama karena ada teka-teki silang yang pasti penuh coretan setelah dibaca Eyang. Terkadang masih ada kolom-kolom kosong yang Eyang tidak bisa menjawabnya. Namun tak jarang juga kolom tersebut terisi penuh. Terisi penuh pun, kami tidak pernah mengirimnya ke Jawa Pos, mungkin pernah sekali dua kali, namun sepertinya jarang sekali, atau hampir tidak pernah deh :D

Buku yang sering aku pinjam dari perpustakaan sekolah adalah buku klasik. Sutan Takdir Alisyahbana, Layar Terkembang, Salah Asuhan.

Giving and Giving

Sebelumnya, silakan saudara nikmmati video berikut.

Ya, it's all about giving. Memberi. Memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain maupun lingkungannya. Mungin segelintir di antara kita setelah melihat video tersebut merasa pesimis. 

"Ah paling-paling di kenyataan pengemis itu nggak sekolah, bahkan makin kenceng minta-minta. Secara tinggal duduk doang ada orang yang rutin ngasih duit. Apalagi di Indonesia ini"

Nah, kalau kita berpikir demikian, mungkin kita tidak akan pernah melakukan yang namanya memberi. Setiap kita akan memberikan sesuatu, muncul pikiran negatif di benak kita. Selalu menyangsikan apa yang akan kita berikan. Kalau demikian, ga bakal deh kita jadi manusia yang ahli memberi.

Hujan : Bersyukurlah

"Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan) dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih"(25:48)

"agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus) dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan - hewan ternak dan manusia yang banyak" (25:49)

" Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka agar mereka mengambil pelajaran, tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka mengingkari (nikmat)" (25:50)

Beberapa ayat dari surat Al Furqon yang menerangkan tentang hujan. Seperti pada ayat 48 bahwa angin sebagai kabar gembira sebelum turunnya hujan dan hujan merupakan air yang sangat bersih, berasal dari langit (udah tau kan mekanisme turunnya hujan kaya gimana). 

Kemudian pada ayat selanjutnya dijelaskan bahwa hujan bermanfaat menyuburkan tanah, menghidupkan negeri yang kering, gersang, tandus dan membuat makhluk dapat hidup dengan baik di negeri tersebut. Selain itu air hujan juga untuk dikonsumsi makhluk Nya mulai dari hewan tumbuhan dan makhluk lainnya. Tanpa air, metabolisme dan siklus kehidupan yang dimulai dari tumbuhan akan terhenti bukan?

Adanya hujan seharusnya dapat membuat kita bersyukur akan keagungan Allah. Tapi dewasa ini banyak dari kita, baik sengaja maupun tidak sengaja mengeluh dan bahkan mencaci apabila hujan turun, bukankah itu namanya mengingkari nikmat?

Membaca Al Quran atau Membaca Hape

Halo selamat tahun baru, ini postingan saya di tahun 2013 loh hehe

Awal mula ide publish tulisan ini ketika saya mau ngaji tapi saya masih megang hape. Sejenak saya bergumam, " Iki jane arep ngaji opo hapean seh". Kemudian saya jadi berfikir kalo selama ini saya dan mungkin juga teman - teman semua lebih banyak waktu membaca handphone / smartphone daripada membaca Quran

Memang hape tidak bisa dipisahkan dari hidup kita. Namun Quran? pedoman hidup kita bukan. Namun waktu kita pasti lebih banyak untuk memegang hape daripada memegang Quran. Itu baru memegang, apalagi membaca. Akhir - akhir ini pasti kita tergandrungi oleh membaca hape, entah itu sms an, bbm an, whatsapp an, browsing an, facebook an, twitter an, dan an an yang lainnya. Aktivitas itu semua sedikit banyak menyita waktu kita kan dan pasti sering kita lakukan. Entah itu chat sama temen atau cuma memantau timeline, iya kan..
Bahkan kadang ga ada sms, ga ada notifikasi pun, tetep liatin hape mulu hehe

Sedangkan membaca Quran atau mengaji, kita sering kali lupa, atau bahkan malas, naudzubillah. Dan mungkin sebagian kecil dari kita beranggapan, "Ah ngaji kan bisa sambil solat, kan pas solat kita baca surat atau ayat yang ada di Quran."

Iyaa siih, tapi kalau menurut saya, berdasarkan pahala dalam membaca Quran dan berdasarkan jati diri Quran sebagai pedoman hidup, maka ga ada alasan dong untuk meninggalkan kebiasaan membaca Quran.

Memang bila dibandingkan dengan membaca hape, saya optimis bagaimanapun juga waktu yang kita habiskan untuk membaca hape pasti lebih banyak daripada waktu untuk membaca Quran, karena memang hape berhubungan langsung dengan kehidupan kita.

Namun jangan lupa untuk tetap membaca Quran, at least sehari sekali lah kita membaca Quran. Jangan sampai lah dalam sehari kita tidak membaca Quran sama sekali (terlepas dari bacaan dalam sholat). Dan lebih baik lagi kalau membaca Quran dengan terjemahan.

Semoga dengan postingan ini dapat mengingatkan saya sendiri dan kawan - kawan semua untuk tetap membaca Al Quran. Oke :)

Hidup itu ga Sekecil Akua Gelas

kalo kata orang banyak, apapun merknya, bilangnya akua

Dalam hidup ini, setiap orang pasti punya masalah. Bukan hidup namanya kalo lancar - lancar saja ga ada masalah. Tapi bukan berarti juga hidup adalah masalah.

Apa yang harus dilakukan kalo lagi kena masalah?

1. Menghindari

2. Menghadapi

Oke kalo menghindari pun terserah juga, yang pasti masalah itu tetap ada namun semacam disembunyikan. Dan saya ga membahas tentang itu, toh kita semua pasti tahu apa yang harus dilakukan kalo ada masalah.

Kalo menghadapi, ada kemungkinan yang terjadi

1. Berhasil

2. Gagal

Kalo berhasil >> Alhamdulillah

Kalo gagal?

" Jangan melihat kemampuan kita yang terbatas namun lihatlah kemampuan Allah yang tidak terbatas "

Quote about Sholat

Quote yang saya dapet ketika khotbah sholat Jumat kemaren

"Setiap kita sholat, bayangkan di depanmu adalah ka'bah, di kananmu adalah surga, di kirimu adalah neraka, di belakangmu adalah malaikat pencabut nyawa. Sholatlah sebaik - baiknya sholat sebagaimana ini adalah sholatmu untuk yang terakhir kali "

Awali dengan Basmalah

Hari ini saya sholat Jumat di masjid di daerah Balebak Bogor. Khotbah yang disampaikan khotib cukup singkat, beliau menyampaikan tentang keutamaan membaca basmalah di setiap kita akan mengawali kegiatan. Membaca basmalah tidak hanya ketika kita sholat dan mengaji saja. Sebaiknya, segala perbuatan yang akan kita lakukan harus diawali dengan membaca basmalah. Apabila kita tidak membaca basmalah maka perbuatan kita akan terputus dari barokah Allah.

Namun pengucapan basmalah sebelum mengawali kegiatan juga tidak bisa semena - mena untuk semua perbuatan. Tidak semua perbuatan harus kita awali dengan basmalah. Hanya kegiatan yang bertujuan untuk kebaikan lah yang harus kita awali dengan basmalah. Kalau kegiatan yang mengarah kepada keburukan buat apa kita membaca basmalah. Kembali ke awal lagi, trus buat apa kita melakukan perbuatan buruk itu. Mending berbuat baik aja dah.

Karena khotbahnya emang singkat jadi cukup sekian dah, hehe . Intinya adalah kita harus selalu berbuat baik dan hindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan sebelum kita melakukan kebaikan, awali dengan basmalah, agar Allah senantiasa meridhoi kita -aamiin-

kekenyangan ==> mengantuk

tau nggak ? kenapa kalau kita makan sampai kekenyangan kita biasanya mengantuk. Logikanya ya, kalau kita mengantuk tuh akibat kalau kita capek atau kehabisan energi buat beraktivitas. Tapi, setelah kita makan sepuasnya sampai kenyang, kita kan sudah dapat energi a.k.a ATP yang cukup banyak. Tapi kenapa kok kita malah mengantuk??

sebelumnya sori ya, saya tidak menjelaskan secara rinci dan detail mengenai reaksi - reaksinya, saya bicara logika aja.

gini, kalau kita capek, artinya kan kita kehabisan energi a.k.a ATP buat beraktivitas. nah, kalau kita makan sampai kekenyangan, kita kan mendapat supplay energi dari makanan itu, dan menghasilkan ATP yang lebih banyak. tapi kita kadang kadang malah merasa mengantuk.

ATP yang dihasilkan itu mayoritas didistribusikan menuju lambung. Why? karena lambunh memerlukan energi yang cukup banyak untuk mencerna makanan yang kita makan tadi. Apalagi kalau makan berlebihan sampai kekenyangan.

Jadi, memang benar apa Sabda Rosulullah. "Makanlah setelah lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang".

beda cinta dan suka..

Dihadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai kau kan merasakan angin berhembus mengenai wajahmu

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai, kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai, kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja

5 Perkara

Pada saat saya mendengarkan Khotbah Jumat, sang Khotib membicarakan hadist Nabi tentang manfaatkan 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara, bisa disingkat musekalonghi.
5 perkara itu adalah :
1. lakukan kebaikan selagi muda sebelum datang masa tuamu
2. lakukan kebaikan selagi sehat sebelum datang masa sakitmu
3. lakukan kebaikan selagi kaya sebelum datang masa miskinmu
4. lakukan kebaikan selagi longgar sebelum datang masa sempit
5. lakukan kebaikan selagi hidup sebelum datang masa matimu
Jadi, apabila kita memperoleh kesempatan, segeralah berbuat kebaikan. janganlah ditunda - tunda. Karena belum tentu Allah memberikan kesempatan lagi kepada kita di masa yang akan datang.

Makna di Balik Jari Kita

Mungkin bagi sebagian orang, jari hanyalah anugerah Tuhan yang dimanfaatkan untuk aktivitas sehari hari. Tapi tahukah anda makna di balik jari kita?
Pada saat acara pelantikan Bantara kemarin (02/5) kak Nuha (ikaprasda) sempat membahas makna jari. Jari kita yang berjumlah 5 memiliki makna masing - masing.
1. Ibu jari (jempol) : harus tahu di mana kedudukan kita, di mana tempat kita berdiri dan berpijak.
2. Telunjuk : harus tahu ke mana arah tujuan kita melangkah.
3. Tengah : (sempat ada yang nyeletuk f**k, tapi bukan itu) sebagai keseimbangan, tidak ke kanan maupun ke kiri.
4. Manis : sebagai peneduh.
5. Kelingking : selalu rendah hati meskipun kita memiliki banyak kelebihan.
Dengan memperhatikan jari kita, semoga kita dapat lebih dapat menikmati hidup dengan baik.