Monday, April 30, 2012

Keindahan Gunung Gede

Gunung Gede ini bersama Gunung Pangrango terletak  di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ( TNGGP ). Untuk melakukan pendakian di kedua gunung tersebut, para calon pendaki diharuskan melakukan registrasi terlebih dahulu di kantor TNGGP. Setiap harinya terdapat kuota untuk para pendaki kedua gunung tersebut sehingga calon pendaki sebaiknya melakukan booking registrasi jauh – jauh hari sebelum pendakian, terutama jika melakukan pendakian saat weekend. Secara resmi, pendakian Gunung Gede – Pangrango dapat ditempuh melalui 3 jalur, yaitu jalur Gunung Putri, jalur Cibodas, dan jalur Salabintana. Untuk jalur Salabitana merupakan jalur yang kurang diminati para pendaki karena memang rutenya yang sangat jauh dan merupakan rute yang sangat terjal dan menantang.

Daripada sumpek mikirin UTS, mending refreshing. Setelah UTS selesai, saya bersama teman – teman dari Mahasiswa TIN Pecinta Alam atau disebut Matipala ( nama yang ngeri :o ) yang berjumlah 14 orang melakukan pendakian menuju Gunung Gede. Jalur yang kami pilih adalah naik melalui jalur Gunung Putri dan turun melalui jalur Cibodas. Dari kampus IPB kami berangkat hari Sabtu ( 21/04 ) pagi menuju titik awal pendakian. Setelah packing siap dan melakukan pengecekan di pos GPO di Gunung Putri, kami segera mulai berjalan sekitar pukul 1 siang. Awal pendakian terhampar perkebunan rakyat. Tidak lama kemudian kami mulai memasuki hutan.  Ada beberapa pos yang harus ditempuh untuk mencapai Alun – Alun Suryakencana ( sebelum puncak gede ). Pos – pos tersebut antara lain pos Legok Leunca – Buntut Lutung – Lawang Saketeng – Simpang Maleber – Alun Alun Suryakencana.


Sampai di Simpang Maleber, hari sudah beranjak magrib. Kami berhenti sejenak untuk beristirahat sambil menunaikan sholat. Setelah semuanya siap, kami segera meneruskan perjalanan menuju Alun – Alun Suryakencana. Kami tiba di padang edelweis ini sekitar pukul 19.30. Karena kabut semakin tebal dan jarak pandang sangat terbatas, kami segera membuka tenda di sekitar pepohonan di suryakencana. Setelah memasak dan menyantap hidangan makan malam, kami pun terlelap di bawah indahnya kerlip bintang di padang edelweis.

Esok paginya, setelah menyantap sarapan kami segera bersiap untuk melakukan summit attack. Yak, seperti manusia Indonesia lainnya, kami baru melakukan summit attack mulai pukul 10. Dari Alun – alun Suryakencana, jalur menuju puncak Gunung Gede didominasi oleh bebatuan cadas. Sekitar 2 jam kemudian kami sampai di puncak Gunung Gede (  2958 mdpl ). Setelah puas menikmati indahnya puncak gede beserta kawah belerangnya yang menakjubkan, ( baca : narsi – narsisan ), kami pun segera menyusuri puncak gede untuk selanjutnya turun melalui jalur Cibodas.

Masih sama, jalur awal turunan didominasi oleh batuan terjal. Selanjutnya kami sampai di turunan setan. Sebenarnya itu merupakan tanjakan setan kalau untuk pendakian dari Cibodas. Tapi karena kami turun lewat Cibodas, jadi namanya berubah menjadi turunan setan, hehe. Oiya, mengapa dinamakan setan? Karena memang kemiringannya yang mendekati 90 derajat sehingga diperlukan kehati – hatian ekstra. Pihak pengelola pun telah menyediakan tali untuk membantu para pendaki. Sebenarnya terdapat jalan lain untuk menghindari turunan setan ini, tapi karena jalannya terlalu jauh dan karena ingin menikmati tantangan, kami memilih untuk melewati turunan setan ini.

Pada jalur turunan Cibodas ini kami melewati beberapa pos, yaitu pos Kandang Badak – Kandang Batu – Sungai Air Panas – Cibeureum – Telaga Biru – Cibodas. Sebelum melewati Kandang Badak terdapat pertigaan yang mengarah pada jalur puncak Gede, puncak Pangrango, dan jalur Cibodas. Di pos Kandang Badak, pendaki yang naik biasa mendirikan tenda di sini karena memang terdapat sumber air yang cukup banyak. Setelah itu kami berhenti di Kandang Batu, di pos Kandang Batu, salah satu teman kami terserang hipotermia tingkat 2, karena telah mengalami sedikit halusinasi. Alhamdulillah setelah dilakukan pertolongan dari teman yang lainnya, kondisinya sudah membaik dan siap melanjutkan perjalanan turun.

Air terjun panas terlewati, setelah sampai di Cibeureum, hari sudah mulai gelap dan kami pun beristirahat sebentar. Setelah headlamp siap, kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos pertama. Setelah melewati jembatan kayu dan jalanan berbatu, tidak lama kemudian kami sampai di pos pertama. Di tempat tersebut kami melepas penat dan bebersih diri. Setelah segar dan siap, kami segera pulang ke Bogor namun sebelumnya kami mengisi perut untuk malam itu.

Alhamdulillah dengan selamat kami dapat menaklukkan puncak Gede. Semoga kedekatan ini dengan alam semakin menambah rasa syukur atas keagungan Allah SWT penguasa alam semesta.


No comments:

Post a Comment