Wednesday, May 18, 2011

Lingkar Monas


Jadi kami berlima ini kepingin tahu, monas ( Monumen Nasional ) itu yang gimana sih. Masa kami yang tinggal di dekat Jakarta ( Bogor ) belum pernah tahu yang namanya monas. Hari senin kemarin pas kami libur hari kejepit ( cuti bersama ), kami berkesempatan mengunjungi monas. Yah, berbekal tanya-tanya sama teman dan searching di mbah google akhirnya kami berlima ( saya, Hermanto, Lutfi, Kukuh, dan Didik ) berangkat dari bogor sekitar pukul 8 naik KRL ( ekonomi pastinya :D ) dan turun di stasiun juanda.

Dari Stasiun Juanda kami berjalan kaki menuju monas. Lumayan dekat sih, tapi tetep membuat kaki pegel. Memasuki area halaman monas tidak dipatok biaya, alias gratis. Namun kalau memasuki ruangan dasar monas dipatok harga 1000 untuk pelajar/mahasiswa dan 2500 untuk umum. Akses menuju monas melewati terowongan bawah tanah dan kita akan disambut oleh museum yang berisi diorama – diorama. Untuk menuju puncak monas, kita dipatok biaya lagi, yakni 3500 untuk pelajar/mahasiswa dan 7500 untuk umum. Untuk menuju puncak monas, kita harus naik lift.

TAPI, untuk masuk lift pun kami harus antri. Antrian mengular yang panjangnya ber meter – meter. Saya dan Lutfi malas untuk mengantri. Kami pun duduk duduk di sekitar antrian. Sedangkan Kukuh, Hermanto, dan Didik semangat mengantri, meskipun harus bercapek – capek berdiri. Akal licik saya pun muncul setelah ketiga teman kami mendekati lift, saya dan Lutfi menghampiri mereka dan menyelinap di antara mereka, hehe. Teman pun bisa jadi bantuan antrian :D



Masih dalam keadaan mengantri, ada reporter TransTV yang meliput monas. Mereka meliput antrian menuju puncak monas dan mereka posisinya ada di dekat saya. Sip, bakal masuk tivi nih, hehe ( maklum wong ndeso belum pernah masuk tipi :D ). Setelah saya tanyakan, ternyata mereka meliput acara untuk reportase sore yang tayang hari itu juga.

Oke, akhirnya kami naik lift dan sampai di puncak monas. Wow, kita bisa melihat seantero Jakarta di ketinggian 115 meter. Bahkan, kita juga bisa melihat pantai di arah utara. Di puncak monas juga disediakan teropong. Untuk menggunakannya, kita harus memasukkan koin yang bisa dibeli di tempat seharga 2000. Lumayanlah, meski Cuma sekitar 1 menit saja. Setelah puas melihat – lihat dan berfoto ria, kami segera turun untuk melaksanakan sholat Dhuhur.

Destinasi selanjutnya adalah Museum Nasional, cukup berjalan kaki dari Monas. Hanya saja pada saat itu Munas ( saya menyebutnya :D ) lagi tutup karena cuti bersama. Namun pak petugas yang jaga bisa mempersilakan kami masuk dengan biaya 50.000 per rombongan dari harga normal 5000 per orang, tentu saja tidak semua ruangan dapat kita masuki. Setelah kami pikir – pikir, kami memutuskan untuk cabut saja, karena harga yang terlalu mahal dan tidak bisa memasuki semua ruangan.


Kemudian kami melanjutkan perjalanan kaki ke Masjid Istiqlal untuk sholat Ashar dan sekedar leyeh – leyeh. Kalau menurut saya masjid ini kurang pemeliharaan fasilitas dan penunjuk tempat. Bagaimana tidak, di tempat wudhu dan toilet ikhwan ( pria ) pun masih ada akhwat ( wanita ) yang berseliweran, padahal sudah ada tempatnya sendiri. Yah, paling tidak kami yang katrok ini sudah bisa merasakan tempat sholat pak presiden :D

Kemudian kami kembali menuju stasiun Juanda dan pulang ke Bogor menggunakan KRL Ekonomi ( lagi ) dan kembali ke Dramaga.

Rincian biaya :
dasar monas 1000
puncak monas 3500
coin 2000
Angkot PP 8000
KRL PP 4000
Total 18500 :D






5 comments:

  1. Hahahah.... sangar :D
    Lagi libur? (:mahasiswa=banyak libur=?)
    Dulu q pernah ke Monas, tapi ogah naek liftnya (ogah juga niru akal nakal situ :D
    cukup jalan2 disekitarnya. :piss

    ReplyDelete
  2. La ongkos di monasnya juga dirinci lg dung di bawah kayak ongkos KRL n angkot.. :-)

    ReplyDelete
  3. Erlangga
    enggak masbro, mahasiswa malah dikit liburnya..
    eh, sekalikali praktekin dongs
    haha

    Hasna I
    oh, iya,
    udah diupdate tuh :D

    ReplyDelete
  4. halo kawan pa kbr? dah lama gak ksini..help advice my adsense suspend.

    ReplyDelete