The Icon |
Kata Ami, temenku yang asalnya Palembang,"Hati-hati ya kalian di Palembang, daerahnya rawan maling, simpen hape baik-baik, simpen dompet baik-baik"
"Oke thanks mi"
Biasanya sih kalo main kemana gitu juga tetep waspada, tapi kali ini pas bilang mau ke Palembang Ami nekenin banget . Gak tau juga apakah Ami yg khawatir banget, atau emang daerahnya bener-bener rawan. Yang penting stay positive dan tetep waspada dimanapun kapanpun gan.
Akhirnya sampai juga di Palembang
Tapi belum nyampe jembatan yg di foto atas itu. Ceritanya masih pukul 22.30 di Stasiun Kertapati Palembang. Langsung kita nanya petugas KAI buat nyari tempat sholat. Kata bapak petugas stasiun, "Sholatnya di masjid belakang stasiun aja, soalnya stasiun udah mau ditutup gan". Ya sudah, beranjaklah kita menuju masjid terdekat. Agak disorientasi juga sih, soalnya baru dateng di tanah orang kita langsung jalan aja. Tapi lumayan bisa dipahami lah daerah itu setelah menengok GPS sebentar. Ternyata daerah stasiun itu berdekatan dengan sungai dan terdapat pembongkaran batubara. Yaiyalah, babaranjang aja juga berhenti di daerah ini.
Oke langsung kita menuju ke masjid, untungnya ada beberapa penumpang yang ke masjid juga, jadi setidaknya ada teman juga lah~
Nah ini yang agak sedikit emmmm... Sampai di depan gerbang masjid kami mendapati semacam hiburan rakyat, kalo istilah kami sih orkes. Ada panggung kecil, ada performer, dan ada penonton. Namun bukanlah lagu dangdut atau lagu pop apalagi qosidahan, tetapi yang dimainkan adalah lagu "dus tak dus tak dus tak dus tak dus tak dus tak dus". Semacam house music disko-diskoan gitu gan.